Sejarah GPIB

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (disingkat GPIB) didirikan pada 31 Oktober 1948 sebagai bagian dari GPI (Gereja Protestan di Indonesia) yang awalnya bernama “De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesie” berdasarkan Tata-Gereja
dan Peraturan-Gereja yang dipersembahkan oleh proto-Sinode kepada Badan Pekerja Am (Algemene Moderamen) Gereja Protestan Indonesia

Teologi GPIB didasari ajaran Reformasi dari Yohanes Calvin, seorang tokoh Reformasi Gereja Protestan berkebangsaan Perancis yang pindah ke Jenewa,Swiss dan memimpin gereja di sana.

sumber gambar : id.wikipedia.org

Dalam pengakuan dan pemahaman imannya, GPIB mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Anak Allah,Juruselamat Dunia dan Kepala Gereja yang adalah Sumber Hidup, sebagaimana disaksikan dalam Alkitab.

Dalam menata dan mengembangkan panggilan dan pengutusan, GPIB menganut sistem Presbiterial Sinodal yang dilaksanakan oleh para Presbiter yaitu Pendeta, Penatua dan Diaken bersama seluruh anggota Jemaat GPIB. Pimpinan GPIB berada di tangan Majelis Sinode yang dibantu oleh Dewan-dewan Pelayanan Kategorial, Departemen-departemen, dan sejumlah Yayasan untuk melaksanakan berbagai program pelayanannya. Program-program pelayanannya mencakup pendidikan, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat, dll.

GPIB juga aktif di dalam dialog antar-iman dengan umat beragama lainnya dan kegiatan penerbitan untuk kebutuhan internal dan eksternal.
GPIB hadir di tengah dan bersama masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia di 26 provinsi yang berada di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, serta pulau-pulau sekitarnya sesuai dengan wilayah yang ditetapkan pada waktu GPIB didirikan sebagai Gereja yang mandiri.

GPIB adalah anggota dari GPI, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Dewan Gereja – Gereja Asia (CCA), Aliansi Gereja-Gereja Reformasi se-Dunia (WARC), dan Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC).

Visi GPIB

GPIB menjadi gereja yang mewujudkan damai sejahtera Allah
bagi seluruh ciptaan-Nya
(I Kor. 14:12)

Misi GPIB

  • Menjadi gereja yang terus menerus diperbaharui dengan bertolak dari Firman Allah, yang terwujud dalam perilaku kehidupan warga Gereja, baik dalam persekutuan, maupun dalam hidup bermasyarakat.
  • Menjadi gereja yang hadir sebagai contoh kehidupan, yang terwujud melalui inisiatif dan partisipasi dalam kesetiakawanan sosial serta kerukunan dalam masyarakat, dengan berbasis pada perilaku kehidupan keluarga yang kuat dan sejahtera.
  • Menjadi gereja yang membangun keutuhan ciptaan yang terwujud melalui perhatian terhadap lingkungan hidup, semangat keesaan, serta semangat persatuan dan kesatuan warga gereja sebagai warga masyarakat.

Motto GPIB

“Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan bersama di dalam kerajaan Allah” 
(Lukas 13 : 29)

Tema Tahunan GPIB (2023 - 2024)

“Memberdayakan Warga Gereja secara Intergenerasional Guna Merawat Jejaring Sosial dan Ekologis di Konteks Budaya Digital ”
(Kolose 3 : 12 – 17 ) 

Tentang GPIB Koinonia

Melalui Surat Keputusan Wakil Tinggi Kerajaan di Indonesia tertanggal 1 Desember 1948 No. 2, gereja ini beralih kepemilikan ke Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat dan diberi nama GPIB Jemaat Bethel.
Kemudian pada tanggal 1 Januari 1961 namanya menjadi GPIB Jemaat “Koinonia”